Profil Desa Kebogadung
Ketahui informasi secara rinci Desa Kebogadung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kebogadung di Kecamatan Jatibarang, Brebes, pusat agraris penghasil bawang merah dan padi. Mengulas tuntas potensi ekonomi, data demografi, pemerintahan, infrastruktur, serta kehidupan sosial masyarakatnya yang mandiri dan berdaya.
-
Sentra Agraris Unggulan
Desa ini merupakan salah satu pilar utama produksi bawang merah di Kabupaten Brebes, menjadikan sektor pertanian sebagai denyut nadi perekonomian dan identitas utama warga
-
Pemerintahan Progresif dan Komunitas Solid
Dipimpin oleh pemerintahan desa yang aktif, Kebogadung menunjukkan kemajuan dalam pengelolaan modern seperti fasilitas pengolahan sampah (TPS3R) dan didukung oleh semangat gotong royong masyarakat yang kuat
-
Lokasi Strategis di Jalur Ekonomi
Berada di dalam wilayah Kecamatan Jatibarang, desa ini memiliki akses yang baik terhadap jalur distribusi dan pasar, mendukung kelancaran rantai pasok hasil pertanian ke berbagai daerah

Desa Kebogadung, yang berlokasi di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menampilkan diri sebagai sebuah wilayah agraris yang dinamis dan memegang peranan penting dalam menyokong citra Brebes sebagai lumbung bawang merah nasional. Jauh dari citra desa yang statis, Kebogadung menunjukkan geliat pembangunan dan semangat kemandirian komunitas yang kuat, menjadikannya subjek yang menarik untuk ditelusuri lebih dalam. Wilayah ini bukan hanya sebidang tanah produktif, namun juga rumah bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dan harapannya pada kesuburan lahan pertanian. Dengan fondasi ekonomi yang berpusat pada pertanian, desa ini terus berupaya menjawab tantangan zaman melalui berbagai inisiatif pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Kondisi Geografis dan Batas Wilayah
Secara geografis, Desa Kebogadung terletak pada koordinat sekitar 6°56′40″ Lintang Selatan dan 109°1′24″ Bujur Timur. Lokasinya berada di dalam lingkup administrasi Kecamatan Jatibarang, sekitar 12 kilometer di sebelah selatan ibu kota Kabupaten Brebes. Posisi ini memberikan keuntungan strategis, terutama dalam hal aksesibilitas menuju pusat pemerintahan dan pusat ekonomi di kabupaten. Topografi wilayahnya didominasi oleh dataran rendah dengan hamparan persawahan yang luas, sebuah karakteristik ideal untuk pengembangan komoditas pertanian, khususnya holtikultura seperti bawang merah dan tanaman pangan seperti padi.
Luas wilayah Desa Kebogadung diperkirakan mencapai 2,28 kilometer persegi. Lahan yang ada mayoritas dimanfaatkan sebagai lahan sawah produktif yang menjadi sumber utama mata pencaharian penduduk. Berdasarkan pemetaan wilayah, Desa Kebogadung memiliki batas-batas administratif yang jelas dengan desa-desa di sekitarnya. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan langsung dengan Desa Klampis. Sementara itu, di sisi timur, desa ini bersebelahan dengan Desa Kemiriamba. Batas di sebelah selatan ialah Desa Rengasbandung dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Desa Bojong. Batas-batas ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menjadi penanda interaksi sosial dan ekonomi antarwarga desa yang telah terjalin selama bertahun-tahun.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes pada tahun 2020, jumlah penduduk Desa Kebogadung tercatat sebanyak 4.097 jiwa. Dengan luas wilayah sekitar 2,28 kilometer persegi, maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 1.797 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pemukiman yang terkonsentrasi dan komunitas yang hidup. Struktur penduduknya homogen, dengan mayoritas warga merupakan bagian dari suku Jawa yang menggunakan bahasa Jawa dengan dialek Brebes dalam komunikasi sehari-hari.
Sebagian besar penduduk Desa Kebogadung bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Ketergantungan yang tinggi pada sektor ini membentuk karakter sosial dan ekonomi masyarakat. Generasi muda, meskipun sebagian mulai merambah sektor lain seperti perdagangan atau merantau ke kota-kota besar, tetap memiliki ikatan kuat dengan basis pertanian yang diwariskan oleh para pendahulunya. Kehidupan komunal seperti gotong royong dan tradisi sosial lainnya masih mengakar kuat, menjadi modal sosial yang penting dalam menghadapi berbagai tantangan kolektif.
Pemerintahan dan Administrasi Desa
Roda pemerintahan di Desa Kebogadung dijalankan oleh sebuah struktur organisasi yang solid di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa. Saat ini, jabatan Kepala Desa diemban oleh Nurmeliadi, yang dikenal aktif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan mengawal program-program pembangunan. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi), serta kepala dusun yang memimpin wilayah setingkat di bawah desa. Pemerintahan desa ini berkantor di Balai Desa Kebogadung, yang berfungsi sebagai pusat pelayanan administrasi dan kegiatan kemasyarakatan.
Secara administratif, Desa Kebogadung terbagi ke dalam beberapa Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) yang memastikan pelayanan dan koordinasi pemerintah dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain lembaga eksekutif desa, terdapat pula Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berperan sebagai lembaga legislatif. BPD berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa, menciptakan mekanisme checks and balances di tingkat desa. Dalam beberapa kesempatan, seperti saat menerima kunjungan kerja dari anggota DPRD Brebes pada Januari 2024, Kepala Desa Nurmeliadi secara tegas menyampaikan aspirasi warga terkait pembangunan infrastruktur, penerangan jalan, hingga pengembangan sektor pertanian.
"Masyarakat dapat secara langsung menyampaikan terkait harapan dan keinginan. Mulai dari pembangunan infrastruktur, peningkatan penerangan jalan, hingga pengembangan sektor pertanian," ujar Nurmeliadi dalam sebuah kesempatan, menunjukkan komitmennya untuk menjembatani suara warga dengan para pemangku kebijakan di tingkat yang lebih tinggi.
Potensi Ekonomi: Denyut Nadi dari Sektor Pertanian
Ekonomi Desa Kebogadung berdetak seirama dengan siklus tanam dan panen bawang merah. Komoditas ini merupakan urat nadi perekonomian desa dan menjadi sumber pendapatan utama bagi ribuan warganya. Lahan-lahan sawah di Kebogadung didedikasikan untuk budidaya bawang merah varietas lokal yang terkenal memiliki kualitas unggul. Para petani di sini telah menguasai teknik budidaya secara turun-temurun, meskipun terus beradaptasi dengan penggunaan teknologi pertanian modern seperti pupuk yang lebih efisien dan teknik pengendalian hama. Selain bawang merah, para petani juga melakukan rotasi tanaman dengan menanam padi untuk menjaga kesuburan tanah dan diversifikasi hasil.
Aktivitas ekonomi tidak berhenti di lahan pertanian. Rantai pasok agraris ini turut menghidupkan sektor-sektor pendukung lainnya. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai tumbuh, meskipun masih dalam skala terbatas. Beberapa warga membuka usaha penjualan bibit bawang, pupuk, pestisida, hingga menjadi pengepul hasil panen. Potensi untuk mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian, seperti produksi bawang goreng kemasan, masih sangat terbuka lebar dan dapat menjadi sumber nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian desa. Keberadaan kelompok tani (poktan) juga menjadi wadah penting bagi para petani untuk berbagi informasi, mengakses bantuan pemerintah, dan memperkuat posisi tawar mereka di pasar.
Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan
Pembangunan infrastruktur dasar terus menjadi fokus pemerintah Desa Kebogadung. Akses jalan desa dan jalan usaha tani secara bertahap ditingkatkan kualitasnya untuk memperlancar mobilitas warga dan pengangkutan hasil panen. Jaringan irigasi yang memadai juga menjadi elemen vital yang terus dijaga fungsinya untuk memastikan pasokan air ke lahan-lahan pertanian. Salah satu inovasi penting yang sedang dikembangkan ialah pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R).
Dalam sebuah pernyataan pada Januari 2025, Kepala Desa Nurmeliadi mengungkapkan optimisme terhadap proyek ini. "Alhamdulillah Desa Kebogadung, Kecamatan Jatibarang adalah salah satu penerima TPS3R, dan hari ini kurang lebih sudah 90 persen akan finishing," katanya. Kehadiran fasilitas ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga dapat memberikan nilai ekonomis melalui pengelolaan limbah yang produktif.
Di sektor pendidikan, di Desa Kebogadung tersedia fasilitas pendidikan dasar berupa Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang melayani kebutuhan belajar anak-anak usia sekolah. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), para siswa dapat mengakses sekolah yang berada di pusat kecamatan atau desa tetangga yang jaraknya relatif terjangkau.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat mengandalkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif mengadakan kegiatan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Keberadaan bidan desa juga menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan primer. Untuk penanganan medis yang lebih komprehensif, warga dapat merujuk ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jatibarang yang menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama di kecamatan.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kebogadung sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini terwujud dalam berbagai kegiatan, mulai dari membantu tetangga yang sedang hajatan, kerja bakti membersihkan lingkungan, hingga saling menolong saat musim tanam atau panen tiba. Solidaritas sosial ini menjadi perekat yang menjaga keharmonisan hubungan antarwarga. Organisasi kemasyarakatan seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bagi kaum ibu dan Karang Taruna untuk para pemuda turut aktif dalam menyelenggarakan berbagai program pemberdayaan dan kegiatan sosial.
Secara budaya, masyarakat Desa Kebogadung memegang teguh nilai-nilai religius. Mayoritas penduduknya beragama Islam, yang tercermin dari banyaknya masjid dan mushola yang tersebar di setiap sudut desa. Tempat-tempat ibadah ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan ritual, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial dan pendidikan keagamaan bagi anak-anak melalui Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ).
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Sebagai desa agraris, Desa Kebogadung menghadapi sejumlah tantangan klasik yang melekat pada sektor pertanian. Fluktuasi harga bawang merah di pasaran menjadi salah satu risiko terbesar yang dapat memengaruhi tingkat kesejahteraan petani. Selain itu, ancaman gagal panen akibat serangan hama atau dampak perubahan iklim seperti musim kemarau yang panjang atau curah hujan ekstrem juga menjadi tantangan nyata. Regenerasi petani menjadi isu penting lainnya, di mana minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian perlu terus didorong agar keberlanjutan produksi pangan tetap terjamin.
Meskipun demikian, Desa Kebogadung memiliki prospek masa depan yang cerah. Fondasi ekonomi yang kuat di sektor pertanian, ditambah dengan semangat kemandirian dan gotong royong warganya, merupakan modal dasar yang tak ternilai. Dengan kepemimpinan yang progresif dan terbuka terhadap inovasi, desa ini memiliki peluang besar untuk berkembang. Diversifikasi ekonomi melalui penguatan UMKM berbasis olahan bawang merah, pengembangan agrowisata sederhana, serta adopsi teknologi digital dalam pertanian dan pemasaran dapat menjadi langkah strategis berikutnya. Dengan terus bersinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya, Desa Kebogadung berpotensi besar untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga bertumbuh menjadi desa yang maju, sejahtera, dan berdaya saing.